Kediri - Menikmati nasi pecel dengan sambal kacang tanah sudah biasa. Namun, bagaimana rasanya jika yang diadu untuk nasi pecel adalah sambal tumpang? tentunya, ini sesuatu yang beda.
Di Kediri, nasi pecel diadu dengan sambal tumpang, yang dibuat dari bahan baku utamanya, yaitu tempe, cabai yang dicampur dengan sedikit tepung beras.
Mistin (67), salah seorang penjual nasi pecel di sekitar Jalan Dhoho Kediri menuturkan, sambal tumpang itu merupakan sambal asli dari Kediri. Berbeda dengan sambal lainnya, sambal itu bukan hanya ada sensasi pedas dari cabai, namun juga bergizi karena ada kandungan protein di tempe, sebagai bahan baku utama.
"Sambal ini hanya ada di Kediri. Inilah bedanya dengan nasi pecel lainnya, yang biasanya hanya diberi sambal kacang," katanya berpromosi.
Ia mengaku, sudah sekitar tiga tahun berjualan pecel pincuk di Jalan Dhoho tersebut. Setiap kali jualan, ia biasanya masak nasi hingga sekitar 6 kilogram, bahkan kadang lebih.
Dinamakan pecel pincuk, menurut dia, karena tempat untuk makan nasi pecel tersebut terbuat dari daun pisang yang dibuat dengan model pincuk.
Justru, sensasi rasa nasi tersebut akan lebih nikmat dengan menggunakan daun pisang. Hal itu disebabkan, daun pisang mempunyai aroma tersendiri, yang dapat meningkatkan nafsu makan.
Selain menjual nasi pecel, dengan sambal tumpang, ia juga menyediakan sambal kacang, yang biasanya sebagai pelengkap makan. Satu porsi pecel pincuk tersebut dijual dengan harga Rp3.000,00, lengkap dengan nasi, sayur, sambal, tempe, tahu, rempeyek serta bakwan.
Bahkan, jika ingin lauk lebih, juga disediakan beberapa macam, seperti telur puyuh, daging ayam, daging sapi yang sudah dibuat dendeng, maupun lauk lainnya, yang harganya juga nisbi terjangkau.
Menurut Mistin, para pembelinya berasal baik dari dalam kota maupun luar, seperti Surabaya, Malang, Blitar, serta daerah lainnya. Dan, dari para pembeli tersebut, jika membeli nasi, selalu memilih menggunakan sambal tumpang.
"Jika yang membeli orang lokal, biasanya memilih sambal kacang tanah," katanya mengungkapkan.
Isti Munawaroh (22), salah seorang pembeli dari Blitar mengaku nekat jauh datang ke Kediri, hanya untuk menikmati nasi pecel tumpang.
"Pecel tumpang hanya ada di Kediri. Rasanya beda dengan pecel lainnya makanya datang ke sini untuk makan," tuturnya tampak lahap menikmati pecel.
Lokasi Jalan Dhoho, Kediri merupakan tempat kuliner malam. Di tempat itu, sepanjang jalan dipenuhi oleh penjual nasi pecel, yang sering dinamakan sebagai pecel pincuk. Para penjual mulai menggelar barang dagangan mulai pukul 15.00 WIB hingga tengah malam.
Di Kediri, nasi pecel diadu dengan sambal tumpang, yang dibuat dari bahan baku utamanya, yaitu tempe, cabai yang dicampur dengan sedikit tepung beras.
Mistin (67), salah seorang penjual nasi pecel di sekitar Jalan Dhoho Kediri menuturkan, sambal tumpang itu merupakan sambal asli dari Kediri. Berbeda dengan sambal lainnya, sambal itu bukan hanya ada sensasi pedas dari cabai, namun juga bergizi karena ada kandungan protein di tempe, sebagai bahan baku utama.
"Sambal ini hanya ada di Kediri. Inilah bedanya dengan nasi pecel lainnya, yang biasanya hanya diberi sambal kacang," katanya berpromosi.
Ia mengaku, sudah sekitar tiga tahun berjualan pecel pincuk di Jalan Dhoho tersebut. Setiap kali jualan, ia biasanya masak nasi hingga sekitar 6 kilogram, bahkan kadang lebih.
Dinamakan pecel pincuk, menurut dia, karena tempat untuk makan nasi pecel tersebut terbuat dari daun pisang yang dibuat dengan model pincuk.
Justru, sensasi rasa nasi tersebut akan lebih nikmat dengan menggunakan daun pisang. Hal itu disebabkan, daun pisang mempunyai aroma tersendiri, yang dapat meningkatkan nafsu makan.
Selain menjual nasi pecel, dengan sambal tumpang, ia juga menyediakan sambal kacang, yang biasanya sebagai pelengkap makan. Satu porsi pecel pincuk tersebut dijual dengan harga Rp3.000,00, lengkap dengan nasi, sayur, sambal, tempe, tahu, rempeyek serta bakwan.
Bahkan, jika ingin lauk lebih, juga disediakan beberapa macam, seperti telur puyuh, daging ayam, daging sapi yang sudah dibuat dendeng, maupun lauk lainnya, yang harganya juga nisbi terjangkau.
Menurut Mistin, para pembelinya berasal baik dari dalam kota maupun luar, seperti Surabaya, Malang, Blitar, serta daerah lainnya. Dan, dari para pembeli tersebut, jika membeli nasi, selalu memilih menggunakan sambal tumpang.
"Jika yang membeli orang lokal, biasanya memilih sambal kacang tanah," katanya mengungkapkan.
Isti Munawaroh (22), salah seorang pembeli dari Blitar mengaku nekat jauh datang ke Kediri, hanya untuk menikmati nasi pecel tumpang.
"Pecel tumpang hanya ada di Kediri. Rasanya beda dengan pecel lainnya makanya datang ke sini untuk makan," tuturnya tampak lahap menikmati pecel.
Lokasi Jalan Dhoho, Kediri merupakan tempat kuliner malam. Di tempat itu, sepanjang jalan dipenuhi oleh penjual nasi pecel, yang sering dinamakan sebagai pecel pincuk. Para penjual mulai menggelar barang dagangan mulai pukul 15.00 WIB hingga tengah malam.